Zona Populer – Industri teknologi global terus bergerak cepat, menghadirkan inovasi demi memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin dinamis. Memasuki tahun ini, Tren Gadget 2025 diprediksi akan didominasi oleh dua kategori utama: smartphone lipat dan perangkat wearable. Kehadiran keduanya tidak hanya sekadar gimmick, tetapi benar-benar menawarkan solusi praktis yang relevan dengan gaya hidup modern.
Beberapa tahun terakhir, smartphone lipat masih dianggap sebagai perangkat premium dengan harga tinggi dan segmentasi pasar terbatas. Namun, pada 2025, situasinya berubah drastis. Teknologi layar fleksibel kini lebih matang, daya tahan engsel meningkat, serta harga yang semakin kompetitif membuat smartphone lipat mulai diterima luas oleh konsumen.
Menurut laporan berbagai lembaga riset teknologi, penjualan smartphone lipat pada 2025 diprediksi meningkat hingga 40% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh produsen besar seperti Samsung, Huawei, Xiaomi, hingga perusahaan baru dari Eropa yang ikut meramaikan pasar. Konsumen kini tidak hanya mengincar desain futuristik, tetapi juga fungsionalitas multitasking yang ditawarkan oleh layar besar yang bisa dilipat.
Selain itu, banyak pengguna profesional mulai melirik smartphone lipat sebagai pengganti tablet atau bahkan laptop ringan. Fitur produktivitas seperti split screen, stylus digital, hingga dukungan aplikasi kantor berbasis cloud semakin memperkuat posisinya sebagai perangkat kerja portabel.
Selain smartphone lipat, wearable juga mengambil panggung utama dalam Tren Gadget 2025. Jika sebelumnya wearable identik dengan jam tangan pintar untuk melacak kesehatan, kini fungsinya jauh lebih luas. Perangkat seperti kacamata AR (Augmented Reality), gelang kesehatan, hingga cincin pintar mulai populer.
Baca Juga : “Kebebasan untuk Berekspresi, Anak Lebih Bahagia dan Tumbuh“
Smartwatch generasi terbaru mampu memantau kondisi kesehatan dengan lebih akurat, termasuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit serius. Bahkan, beberapa model sudah dilengkapi fitur pemantauan tekanan darah real-time, pengukuran oksigen darah, hingga deteksi gangguan tidur berbasis AI.
Sementara itu, kacamata AR semakin menarik perhatian publik setelah digunakan dalam sektor pendidikan, medis, hingga hiburan. Bayangkan, seorang pelajar bisa melihat model 3D organ tubuh langsung di kelas, atau seorang teknisi dapat menerima instruksi perbaikan mesin melalui tampilan digital di depan matanya.
Wearable juga semakin menyatu dengan gaya hidup modern. Desainnya lebih ramping, ringan, dan modis sehingga cocok dipadukan dengan berbagai gaya fashion. Dengan demikian, perangkat ini tidak hanya menjadi alat fungsional, tetapi juga simbol gaya hidup.
Ada beberapa faktor yang membuat dua perangkat ini begitu dominan dalam peta teknologi tahun 2025. Pertama, perubahan pola hidup pasca-pandemi membuat masyarakat lebih mengutamakan fleksibilitas. Smartphone lipat memberikan pengalaman layar besar tanpa harus membawa perangkat tambahan, sedangkan wearable menghadirkan solusi kesehatan dan hiburan dalam bentuk yang praktis.
Kedua, dukungan ekosistem teknologi juga semakin kuat. Produsen aplikasi kini berlomba-lomba menyesuaikan software mereka agar kompatibel dengan layar lipat maupun wearable. Hal ini membuat pengalaman pengguna lebih mulus dan menyenangkan.
Ketiga, harga yang semakin terjangkau. Jika dulu perangkat ini hanya bisa dimiliki kalangan atas, kini lebih banyak model dengan harga menengah tersedia di pasar. Inovasi dalam produksi massal dan persaingan antarbrand menjadi faktor penting dalam penurunan harga tersebut.
Meski terlihat menjanjikan, Tren Gadget 2025 juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah masalah daya tahan baterai. Smartphone lipat dengan layar besar membutuhkan konsumsi energi lebih banyak, sedangkan wearable yang ringkas sulit menampung baterai berkapasitas besar.
Selain itu, keamanan data juga menjadi isu serius. Wearable yang terhubung dengan informasi kesehatan pribadi berpotensi menimbulkan risiko kebocoran data jika tidak dilengkapi sistem enkripsi yang kuat. Produsen harus berinvestasi lebih pada teknologi keamanan siber agar kepercayaan konsumen tetap terjaga.
Faktor lainnya adalah kompatibilitas. Tidak semua aplikasi siap dijalankan di layar lipat atau perangkat wearable, sehingga perlu waktu bagi ekosistem digital untuk benar-benar matang.
Walaupun menghadapi tantangan, prospek masa depan untuk smartphone lipat dan wearable tetap cerah. Banyak pengamat industri meyakini bahwa keduanya akan menjadi perangkat standar dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan, tren ini diprediksi menjadi pintu masuk menuju era teknologi baru seperti metaverse dan Internet of Things (IoT) yang lebih terintegrasi.
Dalam konteks metaverse, misalnya, kacamata AR dan perangkat wearable lain akan menjadi gerbang utama bagi pengguna untuk masuk ke dunia virtual. Begitu juga smartphone lipat yang diprediksi menjadi perangkat serbaguna, mampu menghubungkan berbagai layanan digital dalam satu ekosistem.