Zona Populer – Nama Rayyan Arkan Dikha tiba-tiba melesat dan menjadi pusat perhatian netizen setelah sebuah video yang menampilkan dirinya saat mendukung tim eSports Aura Fire viral di media sosial. Bukan sekadar viral biasa, video itu menyedot miliaran trafik dalam waktu singkat, menciptakan gelombang diskusi global seputar fenomena Aura Farming. Siapa sebenarnya gadis stadion yang menggemparkan dunia ini, dan apa yang membuat videonya begitu berdampak?
Kejadian ini bermula saat turnamen Mobile Legends Professional League (MPL) digelar di Jakarta. Di tengah hiruk-pikuk pertandingan antara Aura Fire melawan EVOS Legends, sebuah momen unik tertangkap kamera. Seorang gadis muda berdiri dengan semangat membawa poster bertuliskan: “Aura Farming? Justru Panen!”. Wajahnya penuh ekspresi dukungan dan harapan, kontras dengan skor pertandingan yang saat itu tak menguntungkan Aura.
Momen singkat ini ternyata direkam dan diunggah oleh akun TikTok @rayanhighlight. Dalam waktu kurang dari 24 jam, video tersebut telah ditonton lebih dari 18 juta kali. Dalam beberapa hari berikutnya, video itu tersebar di berbagai platform—Instagram Reels, YouTube Shorts, hingga Twitter—dan akhirnya menembus trafik miliaran tayangan secara global.
Rayyan Arkan Dikha adalah seorang mahasiswi jurusan komunikasi digital di Jakarta. Meski sebelumnya hanya dikenal di lingkaran kecil komunitas Mobile Legends sebagai penggemar fanatik Aura Fire, kini ia menjadi ikon baru dunia eSports karena satu video yang tidak direncanakan.
Rayyan dikenal bukan hanya karena dukungannya terhadap tim, tapi juga karena pemahamannya terhadap permainan. Ia sering membuat konten analisis sederhana mengenai strategi tim, termasuk fenomena Aura Farming, yang belakangan ini menjadi istilah populer di kalangan pecinta Mobile Legends.
Istilah Aura Farming mulanya muncul sebagai bentuk sindiran. Banyak penggemar menganggap Aura Fire kerap menjadi tim yang mudah dikalahkan, sehingga lawan seakan-akan bisa “farming” poin dengan mudah. Namun, komunitas pendukung Aura justru memutar balik narasi tersebut menjadi semangat juang.
Bersama Rayyan, istilah ini mengalami perubahan makna. “Kita farming sekarang, tapi besok kita panen,” ucapnya dalam salah satu video, yang kemudian menjadi kutipan ikonik di kalangan fans. Narasi positif ini ternyata menyentuh hati banyak orang yang merasa relate dengan perjuangan tim kecil yang belum meraih kemenangan besar.
Trafik miliaran yang dihasilkan oleh video Rayyan Arkan Dikha bukan semata karena ia menarik perhatian secara visual. Yang membuat video ini begitu berkesan adalah emosi tulus yang ditampilkan. Rayyan terlihat nyata, tanpa gimmick, dan murni mendukung timnya dengan sepenuh hati. Banyak orang merasa video itu mewakili suara kecil dalam dunia eSports yang sering terabaikan.
Selain itu, momentum juga memainkan peran besar. Video muncul di tengah perdebatan panas mengenai performa Aura Fire, dan banyak fans merasa video tersebut memberi harapan baru. Beberapa caster seperti KB dan Ranger Emas bahkan menyebutnya sebagai “momen paling jujur” sepanjang musim MPL tahun ini.
baca juga : “7 Rutinitas Harian untuk Menjaga Kesehatan Anak“
Tidak butuh waktu lama hingga video Rayyan mengundang berbagai reaksi. Fanbase Aura Fire melejit, akun media sosial mereka mendapatkan peningkatan followers secara signifikan. Merchandise bertema Aura Farming mulai diproduksi, bahkan beberapa brand mulai melirik Rayyan sebagai influencer eSports.
Bukan hanya di Indonesia, komunitas eSports Asia Tenggara juga ikut membahas video ini. Di Filipina, Malaysia, dan Singapura, tagar #AuraFarming sempat masuk trending topik. Video tersebut seolah menjadi pemantik semangat baru untuk komunitas pendukung tim kecil yang sebelumnya dianggap “underdog”.
Ketika diwawancarai oleh salah satu media online, Rayyan mengaku tidak menyangka respons publik akan sebesar ini. “Awalnya aku cuma datang buat nonton. Aku cinta Aura Fire, walaupun banyak yang nyinyir. Tapi aku nggak peduli, aku cuma mau kasih semangat,” ucapnya.
Kini, Rayyan menjadi simbol fans sejati. Ia sudah diundang ke berbagai podcast gaming, talkshow eSports, dan ditawari kerja sama oleh brand-brand ternama. Meski begitu, ia tetap rendah hati dan memilih hanya mengambil kolaborasi yang sesuai dengan prinsipnya.
Fenomena Rayyan Arkan Dikha membuktikan bahwa dunia digital saat ini digerakkan oleh keterhubungan emosional. Bukan lagi soal kualitas kamera atau skrip yang rapi, tapi tentang seberapa kuat konten bisa menyentuh hati penonton.
Dari sisi industri, banyak pihak mulai menilai pentingnya menyoroti fans, bukan hanya pemain atau caster. Peran fans dalam membentuk citra tim kini tak bisa dianggap remeh. Video Rayyan hanyalah satu contoh dari banyak potensi yang belum digali oleh tim-tim eSports tanah air.
Seiring dengan naiknya popularitas Rayyan, tak sedikit juga komentar negatif yang bermunculan. Ada yang menuduhnya sengaja mencari perhatian, bahkan ada yang membandingkannya dengan selebritas dadakan lainnya. Namun Rayyan menjawab semua dengan bijak. “Kalau niatku cuma cari viral, aku udah bikin konten settingan dari dulu. Tapi ini murni momen spontan,” katanya dalam salah satu Live Instagram.
Respons positif masih jauh lebih dominan. Banyak pengguna media sosial mengaku tersentuh oleh ketulusan Rayyan. Beberapa bahkan mengaku mulai mengikuti MPL karena terinspirasi olehnya. Di sinilah kekuatan storytelling dari satu video sederhana bisa menciptakan gelombang perubahan.