Zona Populer – Kepemimpinan Intel, raksasa semikonduktor asal Amerika Serikat, kembali jadi sorotan panas. Kali ini, bukan soal teknologi chip atau pesaing berat seperti AMD dan NVIDIA, melainkan karena sorotan tajam terhadap salah satu nama penting: Lip-Bu Tan, seorang tokoh industri teknologi dengan rekam jejak luar biasa. Namun, namanya kini terseret dalam badai kontroversi yang berkaitan dengan hubungan bisnis dengan China serta catatan hukum masa lalu.
Apakah ini menjadi awal dari krisis kepemimpinan Intel? Mari kita kupas secara mendalam.
Lip-Bu Tan adalah seorang eksekutif teknologi berdarah Malaysia-Amerika yang dikenal luas di dunia semikonduktor. Ia pernah menjabat sebagai CEO dan kemudian Chairman dari Cadence Design Systems, sebuah perusahaan yang menyediakan software penting untuk mendesain chip. Tak hanya itu, ia juga adalah pendiri dan mitra utama Walden International, firma modal ventura yang telah membiayai banyak startup semikonduktor, termasuk di kawasan Asia dan khususnya Tiongkok.
Pada tahun-tahun terakhir, Lip-Bu Tan bergabung dengan jajaran direksi Intel, di tengah upaya perusahaan tersebut memperkuat kembali posisinya dalam persaingan teknologi global.
Namun, latar belakang bisnisnya yang erat dengan China kini memunculkan pertanyaan serius: Apakah loyalitas dan jaringan bisnis Tan justru berisiko bagi Intel?
Masalah mulai mencuat ketika sejumlah laporan media dan investigasi LSM keamanan siber menyoroti hubungan antara Walden International — firma yang dipimpin Lip-Bu Tan — dengan perusahaan-perusahaan China yang memiliki afiliasi militer atau dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Amerika Serikat.
Beberapa startup yang dibiayai oleh Walden ternyata memiliki koneksi langsung dengan program pengembangan teknologi negara China. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa modal ventura AS secara tidak langsung ikut mendukung ambisi teknologi militer negara rival. Bahkan, dalam laporan dari badan pengawas federal, disebutkan bahwa salah satu perusahaan portofolio Walden diduga menyuplai teknologi ke militer China.
Meski Lip-Bu Tan belum memberikan pernyataan langsung menanggapi tuduhan tersebut, tekanan politik mulai meningkat.
Kekhawatiran ini tidak berhenti di media. Sejumlah senator Amerika Serikat, terutama yang duduk di Komite Intelijen dan Keamanan Dalam Negeri, mulai meminta penjelasan dari Intel. Mereka menuntut transparansi penuh mengenai keterlibatan Tan dalam jajaran manajemen dan menilai bahwa konflik kepentingan yang tidak ditangani dengan tegas dapat membahayakan keamanan teknologi AS.
Dalam pernyataan resmi, Senator menyatakan:
“Setiap individu yang memiliki jejak bisnis signifikan dengan entitas milik negara China harus diperiksa secara ketat. Intel tidak bisa mengambil risiko kehilangan kendali atas arah kepemimpinan teknologinya.”
Pernyataan ini menguatkan anggapan bahwa kepemimpinan Intel tengah berada di ujung tanduk. Tekanan politik dan pengawasan publik kini semakin memperbesar tekanan terhadap Dewan Direksi Intel untuk mengambil keputusan.
Tak hanya soal koneksi bisnis. Belakangan ini, beberapa dokumen hukum lama juga mulai beredar kembali. Lip-Bu Tan pada masa awal kariernya sempat terlibat dalam kasus dugaan pelanggaran paten dan manipulasi investasi, meskipun tidak pernah terbukti bersalah di pengadilan.
Namun, dalam situasi panas seperti sekarang, masa lalu yang sempat dilupakan pun kembali jadi senjata publik. Beberapa analis menilai bahwa riwayat hukum tersebut memperburuk citra publik, meskipun secara teknis tidak berkaitan langsung dengan masalah keamanan nasional.
Sampai artikel ini ditulis, Intel belum memberikan pernyataan resmi terkait tekanan publik terhadap nama Lip-Bu Tan. Mereka hanya mengeluarkan pernyataan umum bahwa “perusahaan berkomitmen menjaga integritas dan keamanan dalam setiap level kepemimpinan.”
Sikap ini menuai kritik. Banyak yang menilai bahwa Intel justru tampak pasif dalam menghadapi krisis kepercayaan ini. Di tengah persaingan global yang makin ketat, pasifisme semacam ini dapat dimaknai sebagai kelemahan dalam tata kelola perusahaan (corporate governance).
Pertanyaan besar kini muncul: Apakah krisis ini akan mengguncang stabilitas Intel secara keseluruhan?
Beberapa analis pasar menilai bahwa meskipun Intel masih kuat secara teknis dan finansial, isu kepemimpinan bisa menimbulkan kegamangan internal. Investor tentu tidak nyaman dengan potensi risiko geopolitik, terutama di sektor yang sangat sensitif seperti semikonduktor.
Belum lagi, pesaing seperti AMD dan NVIDIA sedang berada dalam tren naik, dan Intel tidak bisa membiarkan krisis ini berlarut-larut.
baca juga : “Penemuan Tattoo pada Mumi Pazyryk Berusia 2.300 Tahun Memberikan Wawasan Baru!“
Di media sosial, perbincangan soal Lip-Bu Tan dan Intel terus meningkat. Tagar seperti #IntelScandal dan #LipBuTanChinaGate mulai trending di platform seperti X (Twitter) dan Reddit. Banyak netizen menyerukan transparansi dan reformasi internal di tubuh Intel.
Beberapa pengguna bahkan menyerukan boikot terhadap produk Intel, meskipun masih dalam skala kecil. Ini bisa menjadi pertanda awal krisis kepercayaan publik yang lebih luas jika tidak segera ditangani.
Jika Intel ingin menjaga kepercayaan publik, investor, dan pemerintah, maka langkah konkret harus segera diambil. Opsi-opsi yang mungkin dilakukan antara lain: