Zona Populer – Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menjadi sorotan internasional setelah resmi diumumkan sebagai penasihat Bloomberg New Economy. Langkah ini menandai pengakuan dunia atas kepemimpinan Jokowi dalam mengelola transformasi ekonomi Indonesia selama dua periode pemerintahannya. Dalam forum global tersebut, Jokowi diharapkan membawa perspektif baru, khususnya mengenai pembangunan berkelanjutan, digitalisasi, hingga transisi energi hijau yang kini menjadi fokus dunia.
Pengumuman keterlibatan Jokowi sebagai penasihat forum ini disampaikan oleh pihak Bloomberg. Forum ekonomi ini dikenal sebagai wadah pertemuan para pemimpin dunia, pelaku bisnis, akademisi, dan inovator teknologi untuk membahas berbagai tantangan serta peluang ekonomi global.
Bergabungnya Jokowi dinilai penting karena Indonesia telah membuktikan diri sebagai salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi stabil, bahkan di tengah gejolak global. Selain itu, pengalaman Jokowi dalam memimpin negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, ditambah posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara, membuat pandangannya relevan untuk forum tersebut.
Sejak menjabat pada 2014, Jokowi dikenal gencar membangun infrastruktur, memperkuat digitalisasi, hingga menekankan hilirisasi sumber daya alam. Selama masa kepemimpinannya, Indonesia tidak hanya dipandang sebagai pasar besar, tetapi juga mitra strategis dalam rantai pasok global.
Jokowi juga berhasil membawa Indonesia menjadi tuan rumah berbagai forum internasional, seperti KTT G20 di Bali pada 2022. Momen tersebut memperlihatkan kemampuan Indonesia sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang. Dengan pencapaian ini, tidak mengherankan jika perannya sangat diharapkan di forum ekonomi global seperti Bloomberg New Economy.
Bloomberg New Economy merupakan sebuah forum yang didirikan oleh Michael Bloomberg, mantan wali kota New York sekaligus pendiri Bloomberg LP. Forum ini berfungsi sebagai wadah kolaborasi untuk mencari solusi atas isu-isu global, mulai dari perubahan iklim, ketidaksetaraan, inovasi teknologi, hingga krisis kesehatan.
Setiap tahun, Bloomberg New Economy menggelar pertemuan yang menghadirkan para kepala negara, CEO perusahaan besar, hingga pakar lintas bidang. Forum ini telah menjadi salah satu rujukan penting dalam menentukan arah kebijakan ekonomi dunia. Dengan bergabungnya Jokowi, maka suara Indonesia akan lebih terdengar dalam percaturan global.
Baca Juga : “Mengenal Karakteristik Remaja: Masa Peralihan yang Penuh Dinamika“
Di dalam negeri, banyak kalangan menyambut baik kabar ini. Para pengamat menilai keterlibatan Jokowi bisa membawa dampak positif bagi Indonesia, terutama dalam meningkatkan reputasi di dunia internasional.
Sementara itu, media internasional memandang langkah ini sebagai pengakuan terhadap transformasi ekonomi Indonesia. Jokowi dinilai mampu memberikan sudut pandang berbeda, terutama mengenai strategi negara berkembang dalam menghadapi ketidakpastian global, termasuk inflasi, resesi, serta perubahan iklim.
Dengan bergabungnya Jokowi, ada sejumlah harapan besar yang melekat pada posisinya sebagai penasihat. Pertama, ia diharapkan dapat memperjuangkan kepentingan negara berkembang agar tidak tertinggal dalam proses transformasi digital dan transisi energi. Kedua, kontribusinya diharapkan mampu membuka peluang investasi lebih besar ke Indonesia.
Selain itu, Jokowi juga diprediksi akan menjadi jembatan penghubung antara kepentingan Barat dan Asia, mengingat posisinya yang unik sebagai pemimpin negara berkembang dengan orientasi pembangunan inklusif.
Partisipasi Jokowi dalam forum ini sejalan dengan visi besar Indonesia untuk memperkuat peran di panggung global. Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia, Indonesia kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Dalam banyak kesempatan, Jokowi menekankan pentingnya keadilan ekonomi dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Posisi sebagai penasihat Bloomberg New Economy akan semakin memperkuat narasi tersebut. Dengan akses langsung pada diskusi strategis bersama para pemimpin dunia, Jokowi bisa menyuarakan aspirasi negara berkembang secara lebih efektif.
Meski demikian, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Dunia saat ini masih dibayangi oleh ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, serta ancaman perubahan iklim. Jokowi perlu mendorong kolaborasi internasional yang nyata agar masalah ini bisa diatasi bersama.
Agenda lain yang juga mendesak adalah inklusi digital. Dalam berbagai forum, Jokowi kerap menekankan pentingnya akses digital yang merata, karena hal ini menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing di era globalisasi. Di forum Bloomberg New Economy, isu ini diprediksi akan menjadi salah satu topik utama yang diperjuangkannya.
Bergabungnya Jokowi juga berarti memperkuat suara Asia Tenggara dalam percaturan global. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi dunia, dengan populasi muda yang besar serta potensi pasar yang terus berkembang.
Dengan pengalaman memimpin ASEAN 2023, Jokowi tentu memiliki pemahaman mendalam mengenai dinamika kawasan. Hal ini dapat menjadi nilai tambah saat ia memberikan masukan dalam forum internasional yang kerap didominasi oleh negara-negara maju.