Zona Populer – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Jumat (26/9/2025). IHSG Naik 0,73% atau setara dengan 58,66 poin, sehingga menutup sesi perdagangan di level 8.099,33. Kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar setelah perdagangan regional menunjukkan mayoritas pelemahan.
Sejak awal perdagangan, IHSG bergerak di area positif dan terus bertahan hingga akhir sesi. Bahkan, level penutupan hari ini juga menjadi posisi tertinggi yang tercatat, yaitu 8.099,33. Hal ini menunjukkan adanya dorongan beli yang cukup kuat di tengah dinamika pasar global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham yang menguat mencapai 337 emiten. Sementara itu, 310 saham tertekan di zona merah, dan 152 saham lainnya stagnan. Total nilai transaksi perdagangan tercatat sebesar Rp 21,55 triliun dengan volume mencapai 41,09 miliar saham. Angka ini menandakan likuiditas pasar masih cukup tinggi menjelang akhir pekan.
Kinerja IHSG hari ini tidak lepas dari kontribusi sejumlah saham unggulan. Beberapa di antaranya menjadi motor penggerak kenaikan indeks.
Kombinasi kenaikan dari sektor perbankan, consumer goods, dan energi memberikan dorongan signifikan pada indeks.
Meski IHSG ditutup menguat, tidak semua saham bergerak positif. Beberapa emiten justru melemah cukup dalam sehingga menekan laju indeks.
Pelemahan di saham-saham tersebut menunjukkan bahwa sentimen pasar masih terpecah, meskipun secara keseluruhan indeks mampu bertahan di zona hijau.
Baca Juga : “Dukung Cita-Cita Anak: Kunci Membangun Kepercayaan Anak“
Sementara itu, mayoritas bursa saham regional Asia justru bergerak di zona merah. Kondisi ini sedikit berbeda dengan pencapaian IHSG yang berhasil menguat.
Pelemahan di bursa regional menunjukkan adanya tekanan eksternal, baik dari data ekonomi global maupun faktor geopolitik yang memengaruhi sentimen investor. Namun, berbeda dengan tren regional, IHSG justru mampu mencatatkan kinerja positif.
Selain indeks saham, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi perhatian. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat tipis di level Rp 16.738 per dolar AS pada pukul 15.18 WIB. Posisi ini sedikit lebih baik dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di Rp 16.749 per dolar AS.
Sementara itu, data kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan rupiah justru melemah. Bank Indonesia mencatat Jisdor berada di posisi Rp 16.775 per dolar AS, naik dari Rp 16.752 sehari sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pergerakan antara pasar spot dan acuan resmi Bank Indonesia.
Kenaikan IHSG dan pergerakan rupiah pada akhir pekan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor:
Keberhasilan IHSG ditutup di level 8.099,33 memberikan sinyal positif menjelang awal pekan depan. Posisi ini sekaligus menjadi pijakan penting untuk menjaga momentum kenaikan indeks di tengah tekanan eksternal.
Beberapa analis memperkirakan, selama sentimen domestik tetap positif, peluang penguatan lanjutan masih terbuka. Apalagi, faktor stabilnya nilai tukar rupiah dan tingginya transaksi perdagangan menjadi dasar optimisme.
Namun, investor tetap perlu mewaspadai potensi tekanan dari luar negeri, terutama dari kebijakan moneter Amerika Serikat, perkembangan ekonomi Tiongkok, dan isu geopolitik global.