Zona Populer – Film animasi lokal ini disebut lebih keren dari Pixar jadi perbincangan hangat di kalangan pecinta film, terutama para penggemar animasi yang selama ini mengagumi kualitas produksi studio besar seperti Pixar. Tapi kini, perhatian mulai bergeser ke karya anak bangsa yang disebut-sebut mampu menyamai bahkan melampaui kualitas animasi internasional.
Animasi bukan sekadar hiburan, tapi juga medium kuat untuk menyampaikan pesan, budaya, dan imajinasi tanpa batas. Dengan berkembangnya teknologi dan kreativitas para animator tanah air, industri animasi lokal semakin menunjukkan taringnya. Dan kini, muncullah satu film animasi lokal yang membuat publik terpukau.
Film yang sedang jadi pembicaraan ini berjudul “Petualangan Si Rangga”, sebuah animasi 3D yang digarap oleh studio independen asal Bandung, yaitu Lumina Studio. Dibuat selama tiga tahun dengan tim yang terdiri dari 70 orang animator lokal, film ini berhasil menciptakan dunia visual yang imajinatif, detil, dan penuh emosi.
Yang membuat film animasi lokal ini disebut lebih keren dari Pixar adalah bagaimana tim produksi menyatukan kekayaan budaya Indonesia dengan teknologi visual yang canggih. Menggunakan teknologi motion capture, real-time rendering, serta kombinasi musik etnik dan sinematik, film ini memberikan pengalaman menonton yang immersive.
Cerita “Petualangan Si Rangga” berfokus pada seorang anak dari pedalaman Kalimantan yang berusaha menyelamatkan hutan tempat tinggalnya dari eksploitasi tambang ilegal. Dengan bantuan roh penjaga hutan dan makhluk-makhluk mitologi lokal, Rangga belajar tentang tanggung jawab, keberanian, dan pentingnya menjaga alam.
Narasi ini tidak hanya mendidik, tetapi juga menyentuh hati. Nilai-nilai moral dan kearifan lokal yang disisipkan menjadikan film ini lebih dari sekadar tontonan anak-anak. Ia menjadi medium edukasi dan refleksi yang bisa dinikmati segala usia.
baca juga : “Membatasi Anak Bermain Gadget Bentuk Cinta, Bukan Larangan“
Salah satu aspek yang paling dikagumi dalam film ini adalah desain karakternya. Karakter utama dan pendukung dibuat dengan sangat rinci—dari ekspresi wajah, gerak tubuh, hingga detail tekstur pakaian dan kulit. Semua tampak hidup dan meyakinkan, bahkan dibandingkan dengan film-film produksi Hollywood sekalipun.
Lingkungan dalam film ini pun sangat mengesankan. Hutan tropis Kalimantan divisualisasikan dengan warna-warna alami, pencahayaan yang dinamis, serta atmosfer yang terasa nyata. Banyak penonton menyebutkan bahwa mereka merasa “masuk” ke dalam dunia Rangga.
Tak heran jika film ini langsung mendapat review positif saat ditayangkan perdana di beberapa festival film internasional, seperti Annecy International Animation Festival dan Tokyo Anime Award Festival. Kritikus dari berbagai negara memuji keunikan cerita, visual sinematik, dan keberanian film ini dalam mengangkat isu lingkungan dengan cara yang menyenangkan dan penuh warna.
Di Indonesia sendiri, media sosial dipenuhi komentar positif dari para penonton. Banyak yang menyebutkan bahwa film ini membawa harapan baru bagi industri animasi lokal dan menunjukkan bahwa anak bangsa mampu bersaing secara global.
Satu hal yang membuat pencapaian film ini semakin luar biasa adalah anggaran produksinya yang tergolong kecil dibandingkan film Pixar. Jika rata-rata film Pixar menelan biaya lebih dari Rp1 triliun, “Petualangan Si Rangga” hanya dibuat dengan dana sekitar Rp20 miliar. Namun, hasil akhirnya tidak terlihat murahan sedikit pun. Ini menunjukkan efisiensi dan kreativitas luar biasa dari para animator lokal.
Film ini juga tidak lepas dari dukungan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta komunitas animasi lokal seperti Asosiasi Animasi Indonesia (AINAKI). Mereka menyediakan fasilitas, promosi, serta jalur distribusi agar film ini bisa dikenal secara luas, termasuk tayang di platform streaming internasional.
Dengan dukungan ini, para kreator lokal mendapat panggung yang lebih besar dan kesempatan untuk membawa cerita Indonesia ke ranah global.
Tentu saja, kesuksesan ini tidak datang dengan mudah. Tim produksi menghadapi berbagai tantangan mulai dari keterbatasan dana, keterbatasan teknologi, hingga kurangnya SDM yang berpengalaman dalam pipeline animasi 3D. Namun, dengan kerja keras, kolaborasi, dan semangat untuk mengangkat budaya Indonesia, tantangan tersebut berhasil dilampaui.
Mereka bahkan membuat sistem pelatihan internal untuk melatih animator muda dan memberikan peluang kerja bagi lulusan sekolah animasi di daerah.
Melihat antusiasme penonton terhadap film ini, banyak pihak mulai membuka mata bahwa industri animasi lokal punya potensi besar. Diharapkan akan muncul lebih banyak film animasi dengan kualitas serupa atau bahkan lebih baik, yang tidak hanya menjual visual tetapi juga menyampaikan pesan kuat.
Film seperti “Petualangan Si Rangga” menjadi bukti nyata bahwa film animasi lokal ini disebut lebih keren dari Pixar bukan sekadar klaim kosong. Ini adalah hasil nyata dari kerja keras, ide brilian, dan semangat membawa cerita Indonesia ke mata dunia.
Tidak berlebihan jika banyak yang mengatakan bahwa film animasi lokal ini disebut lebih keren dari Pixar. Dari segi cerita, visual, pesan moral, hingga kualitas teknis, film ini membuktikan bahwa animator Indonesia bisa bersaing dengan studio besar dunia. Ini bukan sekadar kebanggaan lokal, tapi sebuah sinyal kuat bahwa masa depan industri animasi Indonesia sangat cerah.
Kita patut mendukung dan menonton karya-karya seperti ini, karena setiap tiket yang kita beli atau setiap tayangan yang kita putar adalah bentuk nyata dukungan untuk para kreator lokal. Siapa tahu, dalam waktu dekat, film animasi asal Indonesia bisa jadi langganan nominasi Oscar atau merajai platform streaming global.