Zona Populer – Peristiwa Chaos di Malang, Affan Kurniawan menjadi sorotan publik setelah seorang pemuda ojol berusia 21 tahun harus menjadi korban dalam kerusuhan yang pecah di tengah aksi demonstrasi. Kejadian ini tidak hanya mengguncang kota Malang, tetapi juga memantik perdebatan luas mengenai keamanan, penegakan hukum, dan perlindungan warga sipil dalam situasi konflik di jalanan.
Kerusuhan yang terjadi di Kota Malang berawal dari aksi unjuk rasa yang awalnya berjalan damai. Namun, situasi berubah drastis ketika sekelompok massa mulai bertindak anarkis. Mereka merusak fasilitas umum, membakar ban, hingga menyerang aparat keamanan.
Di tengah situasi yang penuh kepanikan tersebut, Affan Kurniawan yang bekerja sebagai ojek online justru terjebak di lokasi. Niat awalnya hanya untuk mengantar pesanan pelanggan, namun nasib berkata lain. Ia menjadi sasaran salah sasaran ketika sekelompok massa melampiaskan kemarahan secara brutal.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, Affan sempat berusaha menghindar dan mencari jalur aman. Namun, kerumunan besar membuatnya terjepit hingga akhirnya menjadi korban pemukulan. Video kejadian yang beredar di media sosial memperlihatkan bagaimana ia terjatuh dan mendapat perlakuan kasar meski tidak terlibat sama sekali dalam aksi.
Sejak video kejadian tersebar, warganet ramai-ramai menyuarakan keprihatinan mereka. Tagar #JusticeForAffan dan #MalangBerduka sempat menjadi trending di platform media sosial. Banyak yang menilai kasus ini sebagai bukti nyata bahwa masyarakat sipil sangat rentan menjadi korban dalam situasi kerusuhan.
Sejumlah tokoh publik, aktivis HAM, hingga komunitas ojek online di berbagai daerah juga ikut bersuara. Mereka menuntut agar aparat kepolisian segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi Affan Kurniawan.
Dalam berbagai unggahan, warganet menekankan bahwa peristiwa Chaos di Malang, Affan Kurniawan harus menjadi pelajaran berharga agar negara lebih serius melindungi masyarakat yang tidak bersalah.
Baca Juga : “Asupan Anak Kunci Energi, Imunitas, dan Prestasi di Masa Depan“
Kepolisian Daerah Jawa Timur bersama Polresta Malang langsung bergerak cepat menanggapi peristiwa ini. Mereka menegaskan bahwa investigasi sedang dilakukan untuk mengidentifikasi para pelaku penganiayaan.
Kapolresta Malang menyampaikan belasungkawa dan memastikan bahwa tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan dalam situasi apa pun. Pemerintah Kota Malang juga turut mengunjungi keluarga korban sebagai bentuk kepedulian.
Namun, banyak kalangan menilai tindakan aparat masih kurang sigap dalam mengantisipasi kerusuhan. Kritik diarahkan pada lemahnya pengamanan unjuk rasa yang berujung pada jatuhnya korban dari kalangan masyarakat sipil.
Di balik tragedi ini, publik mengenal sosok Affan Kurniawan sebagai pemuda yang sederhana, pekerja keras, dan memiliki kepribadian ramah. Ia merupakan tulang punggung keluarga yang sehari-hari bekerja sebagai driver ojek online untuk membantu perekonomian orang tuanya.
Teman-temannya menuturkan bahwa Affan bukanlah sosok yang suka mencari masalah. Bahkan, ia dikenal selalu menghindari keributan. Fakta inilah yang membuat banyak orang semakin terpukul ketika mengetahui bahwa dirinya harus menjadi korban tak bersalah dalam peristiwa chaos tersebut.
Kasus yang menimpa Affan tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma mendalam bagi dirinya dan keluarga. Sang ibu sempat menangis ketika diwawancarai awak media, mengaku tidak pernah menyangka anaknya akan menjadi korban brutalitas di tengah jalanan.
Selain itu, komunitas driver ojek online di Malang merasa cemas karena khawatir kejadian serupa bisa menimpa siapa saja. Peristiwa ini juga menimbulkan ketakutan di kalangan warga yang semakin waspada ketika ada aksi demonstrasi di kota mereka.
Dalam jangka panjang, kasus ini bisa memperburuk rasa kepercayaan masyarakat terhadap sistem keamanan publik jika tidak ditangani dengan serius.
Sejumlah akademisi dari Universitas Brawijaya Malang menilai bahwa peristiwa ini menjadi refleksi buruknya manajemen keamanan massa di Indonesia. Mereka menekankan pentingnya protokol perlindungan warga sipil dalam setiap aksi unjuk rasa.
Sementara itu, aktivis HAM menegaskan bahwa kasus Chaos di Malang, Affan Kurniawan bukan hanya sekadar insiden lokal, melainkan bagian dari persoalan nasional mengenai hak atas rasa aman. Negara wajib hadir untuk mencegah agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan.
Tragedi yang menimpa Affan juga memunculkan solidaritas publik. Sejumlah komunitas menggalang donasi untuk membantu biaya pengobatan dan kebutuhan keluarganya. Dukungan moral datang tidak hanya dari Malang, tetapi juga dari berbagai kota di Indonesia.
Kampanye digital di media sosial berhasil mengumpulkan ribuan dukungan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama, terutama ketika menghadapi ketidakadilan.